Sejarah kamera SLR (Single-Lens Reflect)


Kamera SLR merupakan tipe kamera yang menggunakan prinsip kaca memantul yang dapat bergerak dan diletakkan antara lensa dan film untuk memproyeksi gambar. Lensa akan membentuk gambar dengan baik melalui proses pengaturan layar fokus. Keunggulan kamera LSR terletak pada bentuk gambar yang terlihat sama seperti objek yang terbentuk pada film.


Kamera SLR pertamakali dikembangkan dan dikenalknan pada tahun 1936 oleh exakta yang memelopori munculnya kamera SLR 35 mm. Kamera tersebut untuk menggunakan film warna yang dibuat oleh Kodakchrome dengan sistem film multilayered. Perkembangan kamera SLR ternyata diikuti oleh negara swedia yang kemudian terkenal dengan kamera Hasselblad-nya. Pada tahun 1948, Hasselblad membuat kamera dengan format medium komersial pertama. Hingga saat ini, Hasselblad menjadi pencipta kamera bermutu sangat tinggi dan menjadi idaman fotografer professional. Perkembangan kamera tersebut ternyata diikuti pula oleh negara Jepang yang sangat terkenal ambisius dalam mengembangkan teknologinya sendiri, dengan berkaca pada pengalaman negara Barat. Pada tahun yang sama, Zentax memperkenalkan konsep diafragma otomatis pada kamera LSR.


Pada tahun 1949, untuk pertamakalinya dikenalkan sistem penta prisma atau prisma segilima yang diletakkan pada sisi atas kamera. Sistem itu dikenalkan oleh perusahaan kamera Contax di Jerman Timur pada tanggal 20 Mei 1949. sistem lensa dan prisma tersebut ternyata menjadi acuan bagi perkembangan kamera selanjutnya. Hingga saat ini.


Jepang kemudian menjadi sangat intensif dalam mengembangkan teknologi baru pada kamera SLR dengan dikelurkannya kamera LSR Asahiflex oleh perusahaan Asahi pada tahun 1952. perkembangan kamera SLR itu berlanjut dengan digunakannya penta prisma oleh perusahaan Asahi Pentax pada tahun 1957. kepopuleran kamera SLR semakin meningkat dengan kehadiran beberapa produsen SLR baru, antara lain Nikon, Canon, Yashica pada tahun 1959.


Perkembangan kamera tidak terlepas dari perkembangan elektronika, seperti pengaturan cahaya secara otomatis, mengecilnya ukuran kamera, dan pengintegrasian motor pengatur film serta fungsi pembalikan arah pemutaran rol film saat film habis atau rewind. Perkembangan kamera tersebut sangat pesat pada era 1970-1980.


Kamera SLR digital

Perkembangan teknologi memang tidak dapat dibendung lagi, seperti halnya perkembangan fotografi sendiri. Tidak ada yang menyangka bahwa dunia ‘lukis cahaya’ telah merambah ‘dunia lain’, yaitu dunia digital yang sebelumnya mungkin tidak terpikirkan. Dunia mesin kamera semakin bertambah meriah dengan dimunculkannya kamera-kamera sederhana dengan hasil yang sangat menawan, yang tidak memerlukan skill khusus dalam penggunaannya.


Kamera digital merupakan teknologi baru pengganti kamera berbasis film yang semakin lama semakin ditinggalkan. Dengan demikian mau tidak mau, para fotografer yang sebelumnya berkutat dengan film akan beralih kedunia digital yang selama ini tidak dikenalnya. Fotografi digital hanyalah merupakan tool pembantu untuk menghentikan waktu serta menangkap momen hingga melukiskan cahaya bagi para seniman fotografi. Meskipun demikian, beberapa kendala akan muncul tanpa bekal pengetahuan digital yang cukup.


Perbedaan media itulah yang memberikan beberapa nuansa baru yang menarik untuk dikupas lebih jauh dalam dunia fotografi. Dunia fotografi digital saat ini menggunakan peralatan-peralatan untuk menangkap gambar sebagai data-data biner atau digital, bukan analog seperti pada media film. Banyak sekali perbedaan dalam dunia tersebut sehingga pro dan kontra masih muncul di antara pengembang peralatan fotografi dan penggunaannya sendiri.


Digital kamera telah merambah dunia multimedia yang tidak mungkin terjadi pada saat teknologi fotografi masih berbasis film. Sementara itu, banyak sekali peralatan-peralatan lain yang mengadopsi kemampuan kamera ke dalam peralatan mereka,seperti telepon seluler, komputer, gadget, hingga smart phone. Fitur-fitur kamera telah dijejalkan dalam peralatan tersebut dengan kemampuan yang tidak kalah dengan peralatan fotografi itu sendiri. Dengan demikian, pengguna semakin dimanjakan dalam memilih peralatan yang sesuai dengan kebutuhannya.

Beberapa terminologi muncul seiring dengan perkembangan kamera digital, seperti sensor, media simpan, pixel, noise dan lain-lain.


Sejarah fotografi

Sejarah Kelahiran Fotografi - Sejarah kamera pertama - slr pertama – kelahiran Kodak, nikon pollaroid dan Canon

Sejarah Fotografi mulai tercatat resmi pada abad ke-19 dan lalu terpacu bersama kemajuan-kemajuan lain yang dilakukan manusia sejalan dengan kemajuan teknologi yang sedang gencar-gencarnya. Pada tahun 1839 yang dicanangkan sebagai tahun awal fotografi. Pada tahun itu, di Perancis dinyatakan secara resmi bahwa fotografi adalah sebuah terobosan teknologi. Saat itu, rekaman dua dimensi seperti yang dilihat mata sudah bisa dibuat permanen.

Sejarah fotografi bermula jauh sebelum Masehi. Dalam buku The History of hotography karya Alma Davenport, terbitan University of New Mexico Press tahun1991, disebutkan bahwa pada abad ke-5 Sebelum Masehi (SM), seorang pria bernama Mo Ti sudah mengamati sebuah gejala. Apabila pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang kecil (pinhole), maka di bagian dalam ruang itu akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi. Mo Ti adalah orang pertama yang menyadari fenomena camera obscura.

Beberapa abad kemudian, banyak orang yang menyadari serta mengagumi fenomena ini, beberapa diantaranya yaitu Aristoteles pada abad ke-3 SM dan seorang ilmuwan Arab Ibnu Al Haitam (Al Hazen) pada abad ke-10 SM, dan kemudian berusaha untuk menciptakan serta mengembangkan alat yang sekarang dikenal sebagai kamera. Pada tahun 1558, seorang ilmuwan Italia, Giambattista della Porta menyebut ”camera obscura” pada sebuah kotak yang membantu pelukis menangkap bayangan gambar (Bachtiar: 10).

Menurut Szarkowski dalam Hartoyo (2004: 21), nama camera obscura diciptakan oleh Johannes Keppler pada tahun 1611:

“By the great Johannes Keppler has designed a portable camera constructed as a tent, and finaly give a device a name that stuck: camera obscura… The interior of the tent was dark except for the light admitted by a lens, which foucussed the image of the scene outside onto a piece of paper.” (Pada tahun 1611 Johannes Keppler membuat desain kamera portable yang dibuat seperti sebuah tenda, dan akhirnya memberi nama alat tersebut sebuah nama yang terkenal hingga kini: camera obscura… Keadaan dalam tenda tersebut sangat gelap kecuali sedikit cahaya yang ditangkap oleh lensa, yang membentuk gambar keadaan di luar tenda di atas selembar kertas).

Dalam sejarah fotografi Pada awal abad ke-17 seorang ilmuwan berkebangsaan Italia bernama Angelo Sala menemukan, bila serbuk perak nitrat dikenai cahaya, warnanya akan berubah menjadi hitam. Demikian pula Professor anatomi berkebangsaan Jerman, Johan Heinrich Schulse, pada 17127 melakukan percobaan dan membuktikan bahwa menghitamkan pelat chloride perak yang disebabkan oleh cahaya dan bukan oleh panas merupakan sebuah fenomena yang telah diketahui sejak abad ke-16 bahkan mungkin lebih awal lagi. Ia mendemonstrasikan fakta tersebut dengan menggunakan cahaya matahari untuk merekam serangkaian kata pada pelat chloride perak; saying ia gagal mempertahankan gambar secara permanent.

Kemudian sekitar tahun 1800, seorang berkebangsaan Inggris bernama Thomas Wedgwood, bereksperimen untuk merekam gambar positif dari citra pada camera obscura berlensa (pada masa itu camera obscura lazimnya pinhole camera yang hanya menggunakan lubang kecil untuk cahaya masuknya), tapi hasilnya sangat mengecewakan. Akhirnya ia berkonsentrasi sebagaimana juga Schulse, membuat gambar-gambar negatif (sekarang dikenal dengan istilah fotogram) dengan cahaya matahari, pada kulit atau kertas putih yang telah disaputi komponen perak.

Dalam Sejarah fotografi mencatat Sementara itu di Inggirs, Humphrey Davy melakukan percobaan lebih lanjut dengan chlorida perak, tapi bernasib sama dengan Schulse. Pelatnya dengan cepat berubah menjadi hitam walaupun sudah berhasil menangkap imaji melalui camera obscura tanpa lensa.

Akhirnya, pada tahun 1824, seorang seniman lithography Perancis, Joseph-Nicephore Niepce (1765-1833), setelah delapan jam meng-exposed pemandangan dari jendela kamrnya, melalui proses yang disebutnya Heliogravure (proses kerjanya mirip lithograph) di atas pelat logam yang dilapisi aspal, berhasil melahirkan sebuah imaji yang agak kabur, berhasil pula mempertahankan gambar secara permanent. Kemudian ia pun mencoba menggunakan kamera obscura berlensa, proses yang disebut ”heliogravure” pada tahun 1826 inilah yang akhirnya menjadi sejarah awal fotografi yang sebenarnya. Foto yang dihasilkan itu kini disimpan di University of Texas di Austin, AS.

Merasa kurang puas, tahun 1827 Niepce mendatangi desainer panggung opera yang juga pelukis, Louis-Jacques Mande’ Daguerre (1787-1851) untuk mengajaknya berkolaborasi. Dan jauh sebelum eksperimen Niepce dan Daguerre berhasil, mereka pernah meramalkan bahwa: “fotografi akan menjadi seni termuda yang dilahirkan zaman.”

Sayang, sebelum menunjukkan hasil yang optimal, Niepce meninggal dunia. Baru pada tanggal 19 Agustus 1839, Daguerre dinobatkan sebagai orang pertama yang berhasil membuat foto yang sebenarnya: sebuah gambar permanen pada lembaran plat tembaga perak yang dilapisi larutan iodin yang disinari selama satu setengah jam cahaya langsung dengan pemanas mercuri (neon). Proses ini disebut daguerreotype. Untuk membuat gambar permanen, pelat dicuci larutan garam dapur dan asir suling.

Fotografi mulai tercatat resmi pada abad ke-19 dan lalu terpacu bersama kemajuan-kemajuan lain yang dilakukan manusia sejalan dengan kemajuan teknologi yang sedang gencar-gencarnya. Pada tahun 1839 yang dicanangkan sebagai tahun awal fotografi. Pada tahun itu, di Perancis dinyatakan secara resmi bahwa fotografi adalah sebuah terobosan teknologi. Saat itu, rekaman dua dimensi seperti yang dilihat mata sudah bisa dibuat permanen.

Januari 1839, penemu fotografi dengan menggunakan proses kimia pada pelat logam, Louis Jacques Mande Daguerre, sebenarnya ingin mematenkan temuannya itu. Akan tetapi, Pemerintah Perancis, dengan dilandasi berbagai pemikiran politik, berpikir bahwa temuan itu sebaiknya dibagikan ke seluruh dunia secara cuma-cuma. Maka, saat itu manual asli Daguerre lalu menyebar ke seluruh dunia walau diterima dengan setengah hati akibat rumitnya kerja yang harus dilakukan.


Fotografi kemudian berkembang dengan sangat cepat. Menurut Szarkowski dalam Hartoyo (2004: 22), arsitek utama dunia fotografi modern adalah seorang pengusaha, yaitu George Eastman. Melalui perusahaannya yang bernama Kodak Eastman, George Eastman mengembangkan fotografi dengan menciptakan serta menjual roll film dan kamera boks yang praktis, sejalan dengan perkembangan dalam dunia fotografi melalui perbaikan lensa, shutter, film dan kertas foto.


Tahun 1950 mulai digunakan prisma untuk memudahkan pembidikan pada kamera Single Lens Reflex (SLR), dan pada tahun yang sama Jepang mulai memasuki dunia fotografi dengan produksi kamera NIKON. Tahun 1972 mulai dipasarkan kamera Polaroid yang ditemukan oleh Edwin Land. Kamera Polaroid mampu menghasilkan gambar tanpa melalui proses pengembangan dan pencetakan film.

Kemajuan teknologi turut memacu fotografi secara sangat cepat. Kalau dulu kamera sebesar tenda hanya bisa menghasilkan gambar yang tidak terlalu tajam, kini kamera digital yang cuma sebesar dompet mampu membuat foto yang sangat tajam dalam ukuran sebesar koran.

Sensor Digital SLR

Sensor pada kamera digital merupakan unsur yang sangat penting untuk menghasilkan suatu gambar tangkapan setelah keseluruhan proses pengolahan cahaya pada system kamera. Hal yang sangat unik pada kamera digital SLR itu adalah bahwa keseluruhan bagian kamera tersebut didesain oleh para ahli teknologi yang memahami teknik fotografi dengan benar.

Keunikan teknologi kamera digital SLR tersebut terletak pada perkembangan kamera analog berbasis film, yang memudian menyatu atau konvergen dengan teknologi digital dan komputasi elektronis. Banyak sekali hal baru yang sangat berlainan dengan teknologi film base sehingga konsep dasar yang ditekankan justru sangat dekat dengan hal-hal teknis fisika, elektronika, bahkan teknologi komputer.

No comments:

Post a Comment